BaliBudaya - Arti dari pemasangan dupa di setiap
kali kita sembahyang adalah : mengingatkan båhwå kehidupan ini adalah tidåk
kèkål ådånyå kecuali perbuatan" båik kìtå & mengingatkan kìtå agar
selalu berbuat kebajikan,yg dapat mengurangi karma buruk kita.
Seperti yg di gambarkan pada dupa tersebut, yang
perlahan2 akan terbakar semakin pendek dan habis...begitu juga karma kita. Jika
kita selalu berbuat kebajikan, maka årmå buruk kita akan terkikis semakin lama
semakin berkurang dan habis. Jika anda sudah mengetahui hal ini, maka ingatlah
selalu berbuat baik.
Berbuat baik bisa dilakukan dgn melatih dìrì ågår
bebas dari döså (bèncì), irihati (irsia), serakah (lobbha), kebodohan (moha)
& nafsu duniawi (tanha) sèrtå bìså jügå dilakukan dengan berdana åntårå
laiñ menyumbangkan sebagian materi anda seperti. : Sedekah kepada
pengemis,menyumbang untuk pembangunan rumah2 ibadah, menyumbang untuk perbaikan
jalan/jembatan, menyumbang ke panti asuhan, panti jompo,dll.
Bahkan dengan senyuman anda juga telah menambah
karma baik. Bisa juga dengan menyebarkan dharma yg bermanfaat bagi semua org.
Berhenti menjelek2an antar sesama, hidup rukun dan bersahaja.
Dalam Kitab Regweda disebutkan:
"Api adalah pengantar upacara, penghubung manusia dengan Brahman."(Regweda X, 80 : 4)
"Api (Agni) adalah Dewa pengusir Raksasa dan membakar habis semua mala dan dijadikannya suci." (Regweda VII 15 : 10)
"Hanya Agni (api) pimpinan upacara Yajna yang sejati menurut weda."(Regweda VIII 15 : 2)
Dalam Kitab Upadesa halaman 58 diterangkan bahwa api dupa merupakan saksi serta pengantar persembahan.
"Api adalah pengantar upacara, penghubung manusia dengan Brahman."(Regweda X, 80 : 4)
"Api (Agni) adalah Dewa pengusir Raksasa dan membakar habis semua mala dan dijadikannya suci." (Regweda VII 15 : 10)
"Hanya Agni (api) pimpinan upacara Yajna yang sejati menurut weda."(Regweda VIII 15 : 2)
Dalam Kitab Upadesa halaman 58 diterangkan bahwa api dupa merupakan saksi serta pengantar persembahan.