BaliBudaya - Melihat foto-foto diatas, dengan suhu udara yang
dingin dan berkabut seakan mengingatkan kita akan Pura Gelap di Besakih yang
keseluruhan bangunan phisik Puranya terbuat dari Paras Batu. Namun kalau di
amati lebih detail, Pura diatas tidaklah berlokasi di Bali atau di daerah
Indonesia lainnya melainkan berlokasi di daratan Eropa yaitu di negeri Belgia !
Sungguh anugrah luar biasa dari Ida Sang Hyang Widi
Wasa yang di berikan kepada kita semua khususnya umat hindu yang ada di Europa.
Sebuah Pura yang di bangun di tengah lokasi wisata taman burung yang luasnya 55
hektar, di dirikan oleh orang belgia yang bernama ERIC DOMB. adapun alasan
beliau mendirikan Pura tersebut dikarenakan kecintaannya yang sangat luar biasa
akan bali. Proses pembuatan Pura tersebut memang dilakukan secara bertahap
dimana tahun lalu 30 orang Bali secara khusus didatangkan dari Bali ke Belgia
untuk membangun Pura tersebut. Mereka datang bulan agustus sampai januari, dan
melanjutkan pekerjaannya dari april 2008 hingga agustus 2008! Bahan-bahan
khusus seperti paras batu , kayu jati, raab duk, yang diperlukan untuk
pembangunan Pura didatangkan langsung dari Bali sampai 300 Container ! sungguh
luar biasa dan sangat mengharukan melihat perjuangan orang-orang yang terlibat
“ngayah” dalam penegakan Sanatana Dharma di bumi Eropa. Upacara pemlaspasan
“ngenteg linggih pura ini memang belum di laksanakan, saya yakin masyarakat
Hindu Bali atau Hindu Nusantara yang berdomisili di Eropa, seperti Belanda,
Jerman, Inggris, Perancis, akan berbondong-bondong “tangkil” untuk melakukan
persembahyangan bersama, disamping tentunya untuk melepas kerinduan akan dentingan
suara Genta Pandita dan melepas kangen bertemu nyama brya bali di seluruh
negeri Eropa.
Selain di Belgia, sekolompok masyarakat Bali yang
merantau di negeri Jerman yang tergabung dalam banjar “Nyama Braya Bali” juga
akan mendirikan Pura Jagadnata di kota Hamburg, yang pembangunannya akan di
mulai setelah musim Winter berakhir yaitu sekitar bulan February 2009. dimana
proses upacara yang di kenal dengan istilah “nanem Pedagingan” yaitu peletakan
seperangkat sarana upacara tanda akan mulai didirikannya bangunan Pura telah dilaksanakan
ketika merayakan hari raya Kuningan di bulan September 2008 kemaren. Seperti
juga di Belgia, pembangunan Pura di kota Hamburg juga di biayai oleh orang
lokal Jerman, yang tidak ingin di kenali namanya. Karena ikatan batin serta
kecintaannya akan Bali yang sangat mendalam setelah mengunjungi pulau Bali
dengan agama Hindunya, beliau merasa terpanggil untuk mewujudkan Pura Jagadnata
di negeri Jerman. ibu kelian banjar NBB (Nyama Braya Bali) di Jerman yaitu Ibu
Agung Aryani, sesungguhnya sudah juga mendirikan Pura (mrajan) di pekarangan
rumahnya di kota Hannover, yang upacara pemlaspasan Pura Padmasari nya
dilaksanakan ketika hari raya Saraswati di awal tahun 2008 kemaren.
Ida Sang Hyang Widi Wasa memang ada dimana-mana dan
kapan saja (Wyapi Wyapaka). Semoga dengan keberadaan Pura-Pura di berbagai kota
di daratan Eropa ini bisa membangkitkan rasa percaya diri kita semua serta
meningkatkan keyakinan kita akan Sanatana Dharma Hindu dimanapun berada.
Keberadaan Pura di Eropa sungguh sangat membantu mengobati kerinduan masyarakat
Bali yang merantau di Eropa akan tempat kelahiran, tanah leluhur serta sanak
saudara nun jauh di Bali.
sebagai penutup dari artikel ini, sekiranya ada
pembaca artikel ini yang memiliki kesempatan untuk mengunjungi Eropa pada umumnya
atau negara Belgia pada khususnya, jangan lupa untuk “tangkil” mebakti di Pura
yang berlokasi di Belgia ini. Persisnya berlokasi di daerah perbatasan antara
Belgia dengan Perancis yaitu di Parc Paradisio, Domaine de Cambron 1, 7940
Brugelette, Belgium. suksme.